Boneka Penganten Minang dari Bahan Perca

Kota pariaman , sumatera barat, terkenal sebagai sentra industri kerajinan baju penganten Minang. Selama proses pembuatannya, banyak menyisakan bahan yang tak terpakai, atau terbuang percuma. Namun saat ini sisa bahan yang biasanya dibuang tersebut, dimanfaatkan menjadi boneka penganten, yang mempunyai nilai jual tinggi.

Para pengrajin pakaian penganten Minang di Nareh kota Pariaman ini, kini punya kesibukan baru, yaitu menyulap sisa kain yang selama ini mereka anggap tak berguna lagi, dimanfaatkan kembali , dengan nilai tak kalah menariknya. Sisa kain ini diolah, persis seperti mereka membuat pakaian penganten, namun hanya berbeda ukurannya saja yang lebih kecil. Kain perca ini digunting dan dijahit, seukuran boneka, termasuk pernak pernik yang dipakai persis sama. Pengerjaannyapun tetap memakai mesin jahit dan jahitan tangan.

Boneka boneka inipun didandani pakaian penganten, yang menjadikannya sangat menarik. Ibu ibu yang sudah mahir biasanya, bisa mengerjakan enam pakaian penganten atau tiga pasang, setiap harinya.
”Kita membuat berbagai macam model pakaian penganten dan berbagai inovasi kami coba untuk mengahsilkan boneka penganten ini” kata Yeni Anjani salah seorang pengrajin boneka Minang.
Ide membuat boneka ini berawal dari seorang pengusaha oleh-oleh khas sumatera barat, Christine Hakim.
”Saya sering jalan-jalan ke luar negri seperti cina, thailan, disana saya banyak menjumpai boneka-boneka seperti ini dengan pakaian adat mereka. Jadi saya terpikir pula untuk membuatnya di Sumatera Barat ini” tutur Christine Hakim.

Saat ini, Christine Hakim tengah giat-giatnya mempromosikan boneka hasil para pengrajinnya kepada berbagai kalangan, seperti wisatawan, instansi pemerintah atau siapa saja yang mengunjungi outletnya di jalan Nipah Kota Padang. Paling rendah, satu boneka di jual dengan harga Rp100 ribu.
Selain memiliki nilai jual tinggi, upaya Christine Hakim memperkenalkan budaya Minangkabau, juga berbuah penghasilan bagi puluhan pengrajin boneka Minang ini di daerah Nareh Pariaman Sumatera Barat. Para pengrajin mendapatkan upah sebesar Rp 30 ribu setiap pasang boneka yang siap di buatnya. Dalam satu hari, seorang pengrajin bisa menghasilkan 100 hingga 200 ribu rupiah. Sebuah penghasilan yang tak pernah terfikir bagi mereka sebelumnya.

Para pengrajin ini sebelumnya di bina dan di latih oleh Christine Hakim untuk membuat boneka Minang ini. Mereka di modali dengan mesin jahit dan boneka-boneka sebagai bahan dasarnya. Sementara bahan kainnya sendiri merupakan kain-kain perca yang selama ini terbuang, limbah dari kerajinan baju pengantin dan pakaian adat minang.

Menurut Lucy seorang pembeli boneka yang sudah memesan beberapa hari sebelumnya, boneka ini sangat menarik karena bentuknya yang unik dan belum pernah ada di daerah ini.
”Melalui boneka ini, saya bisa mengajarkan kepada anak-anak saya, bahwa kita di Minangkabau memiliki banyak model pakaian penganten” kata Lucy.
Usaha membuat boneka pengantin Minang ini, kini makin digemari para ibu-ibu di Pariaman. Waktu mereka yang selama ini terbuang, kini lebih berguna dan mendapatkan penghasilan tambahan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga.

Author

Written by Admin

Aliquam molestie ligula vitae nunc lobortis dictum varius tellus porttitor. Suspendisse vehicula diam a ligula malesuada a pellentesque turpis facilisis. Vestibulum a urna elit. Nulla bibendum dolor suscipit tortor euismod eu laoreet odio facilisis.

1 comment:

  1. postingannya sangat2 bermanfaat :D
    ingin tau lebih jauh tentang Kesenian, kerajinan, hingga kuliner di minangkabau. silahkan klik di sini
    terima kasih

    ReplyDelete